Gangguan pendengaran dapat menyebabkan kemampuan berkomunikasi si kecil jadi terhambat. Kenali jenis-jenisnya agar dapat terdeteksi sedini mungkin. Telinga bayi sudah aktif sejak masih berada dalam perut ibu. Ia bisa mendengarkan denyut jantung sang ibu, suara pergerakkan saluran cerna, dan juga deburan suara aliran darah yang berjalan melalui nadi yang menyambung ke tali pusat. Bahkan, para ahli pun setuju bahwa bayi dalam perut sudah bisa mendengar suara dan musik yang datang dari luar.
Setelah bayi lahir, ia juga akan bereaksi ketika mendengar musik. Bayi yang awalnya tenang bisa tiba-tiba bergerak aktif bila terdengar musik. Atau sebaliknya, bila sebelumnya ia bergerak aktif maka ia akan menjadi lebih tenang. Selain itu, ia juga mungkin akan berkedip atau menendang-nendangkan kakinya. Jika ia sedang menyusu, kemungkinannya ia akan mengisap lebih kencang atau malah justru berhenti untuk menyimak.
Bunyi favorit bayi adalah suara manusia. Coba perhatikan, si kecil akan menatap Anda lekat-lekat langsung pada mata Anda ketika Anda berbicara kepadanya. Suara Anda membuat si kecil merasa nyaman, hingga ia pun memberikan respon dengan menatap Anda. Ini merupakan salah satu cara awal berkomunikasi dan membina hubungan batin. Selain itu, bayi juga senang mendengar suara mainan (rattle toy), suara musik dari mainan, dan sejenisnya. Karena bayi baru lahir masih sangat muda, usahakan untuk tidak membunyikan mainan dan musik dengan suara yang keras, bunyikan hingga menghasilkan suara yang lembut saja.
Periksa Pendengarannya
Di Inggris, setiap tahun ada 840 bayi lahir dengan masalah pendengaran, sedangkan di Indonesia sekitar 0,1% penduduk Indonesia mengalami ketulian sejak lahir. Sayangnya, seringkali gangguan ini baru terdeteksi ketika anak sudah mencapai usia berbicara (satu tahun ke atas). Anda pun bisa memeriksa pendengaran si kecil sendiri. Sejak si kecil lahir ke dunia, ia sudah bisa mencari sumber suara yang menarik perhatiannya. Coba tidurkan si kecil dalam posisi telentang, kemudian bunyikan mainannya dari arah yang berlawanan. Misalnya jika kepala si kecil menengok ke kanan, bunyikan mainannya dari arah kiri. Awalnya mungkin ia belum bisa mencari sumber bunyi ke arah yang tepat, namun kelak kemampuannya akan bertambah seiring dengan perkembangan usia dan pengalamannya. Begitu ia memasuki usia enam minggu, Anda bisa membunyikan mainannya dari arah yang bervariasi, seperti dari arah kaki menuju ke atas kepala atau dari arah kiri menuju ke kanan.
Bila si kecil tidak bereaksi ketika Anda membunyikan mainan, maka sebaiknya Anda periksakan si kecil ke dokter. Begitu juga bila ia tidak terbangun dari tidurnya ketika ada bunyi yang sangat keras dan menggelegar, Anda boleh waspada dan membawa si kecil ke dokter untuk didiagnosa. Pertanda lain yang perlu dicurigai adalah ketika bayi berusia enam bulan belum bisa mengoceh dan tidak memberi respon bila ada bunyi. Masalah pendengaran juga bisa dikenali bila pada usia satu tahun si kecil menunjukkan gejala tumbuh kembang yang lambat
Berbagai Gangguan Pendengaran
Ada beberapa faktor yang membuat bayi berisiko menderita gangguan pendengaran, antara lain calon ibu yang pada masa hamilnya mengonsumsi antibiotik atau yang pernah mendapatkan perawatan kemoterapi. Risiko gangguan pendengaran juga ada pada bayi yang pernah mengidap meningitis yang disebabkan oleh bakteri, bayi yang pernah terkena jaundice atau bayi yang memakai ventilator lebih dari lima hari.
Gangguan pendengaran yang disebabkan karena adanya kecacatan pada bagian luar atau bagian tengah telinga disebut conductive hearing loss. Gangguan ini juga bisa timbul akibat bayi menderita sakit flu, alergi atau infeksi telinga. Namun gangguan ini sifatnya sementara. Kerusakan pada telinga bagian dalam atau saluran saraf yang membentang dari telinga bagian tengah ke otak disebut sensorineural hearing loss. Anak yang menderita gangguan pendengaran ini masih bisa mendengar namun sayup-sayup. Akibatnya pemahaman anak terhadap bahasa jadi terhambat. Kerusakan saraf yang menyebabkan sensorineural hearing loss ini bisa terjadi pada saat bayi masih di dalam rahim, pada proses persalinan, atau setelah dilahirkan. Gangguan pendengaran ini juga bisa terjadi pada anak yang terserang virus rubella atau meningitis. Namun imunisasi dan obat-obatan yang semakin baik pada saat ini dapat mengurangi risiko terjadinya sensorineural hearing loss pada anak.
Masih ada lagi central hearing loss, dimana anak dapat mendengar suara namun tidak dapat menangkap apa yang dikatakan oleh orang yang berbicara dengannya. Gangguan ini terjadi akibat kecelakaan, adanya tumor yang menyebabkan perubahan pada pusat saraf pendengaran di otak. Central hearing loss bisa juga disebabkan karena keturunan. Selain itu masih ada combined hearing loss, yang merupakan perpaduan dari gangguan sensorineural dan conductive hearing loss. Gangguan pendengaran tidak dapat disamakan dengan tuli. Anak yang tuli tidak dapat mendengar sama sekali, bahkan bila dibantu dengan alat bantu dengar sekalipun.
Lindungi Pendengaran Si Kecil
Salah satu penyebab utama terjadinya gangguan pendengaran adalah infeksi telinga. Sejak si kecil lahir, Anda dapat memberikan kontribusi sebagai upaya untuk menjaga kesehatan telinga si kecil. Inilah yang harus Anda lakukan untuk meminimalkan risiko infeksi:
• Berikan si kecil ASI selama mungkin yang Anda bisa untuk meningkatkan daya tahan tubuhnya.
• Bila ia minum susu dari botol, jaga agar posisi kepala berada pada level yang lebih tinggi (jangan tiduran). Anda bisa mengganjalnya dengan bantal.
• Hindari bayi dari lingkungan yang penuh asap rokok. Menghirup asap rokok dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan.
• Saat mandi, bersihkan bagian luar telinga dengan kain bertekstur lembut yang telah dibasahi. Atau bisa juga menggunakan cotton bud. Sebaiknya tidak membersihkan bagian dalam telinga dengan cotton bud, karena berisiko melukai gendang telinga atau malah mendorong cairan telinga lebih masuk ke dalam.
• Bila saluran telinga tampak dipenuhi cairan telinga yang berwarna kecoklatan, sebaiknya bawa si kecil ke dokter THT. Biasanya dokter akan memberikan cairan khusus untuk membersihkan cairan telinga tersebut.
• Jaga agar telinga selalu dalam keadaan kering, terutama setelah mandi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar